Rabu, 26 November 2008

Bambang Pamungkas, Where Are You!!!


Glitterfy.com - Glitter Graphics

Fiuh.... Akhirnya kaki ini menginjak daratan juga setelah berada di udara selama 3 jam lebih. Penerbangan Makassar-Jakarta agak lambat karena cuaca di Jakarta yang sedang gerimis mengundang. Lagu Malaysia kale.... Jakarta, I'm coming!!!!! Huaha...ha...ha...
"De, tolong jangan berhenti di tengah jalan yah, penumpang yang lain gak bisa lewat tuh." tegur seorang pramugari membuyarkan lamunanku.
Gubrak!!!! Baru juga semenit berada di Jakarta, udah malu-maluin. Segera ku bereskan barang bagasiku dan keluar untuk bertemu dengan kakakku, Kak Femmy. Kakakku baru aja lulus dari UI jurusan Ilmu Keperawatan. Sekarang dia kerja di Rumah Sakit Fatmawati.
"Kakak....!!!!!" teriakku ketika melihat Kak Femmy di tengah banyak penjemput.
"Hush!!! Gak usah heboh deh." katanya sambil membantuku mengangkat barang-barang. "Mama papa gimana kabarnya?"
"Baik kak, dapet salam dari tante Irma."
"Eh, gimana hasil ujianmu?" tanya Kak Femmy.
"Lulus dong Kak. Tau gak, nilaiku masuk 3 besar se Makassar lho. Ayo kak, kita pulang. Aku mau liat rumah kakak." kataku bersemangat 456.
"Kita kayaknya gak langsung ke Cilandak deh. Kakak masih ada urusan di kampus. Jadi kita tinggal di kos-kosan Agni dulu di Depok yah," kata kakakku.
"Hah??? Bukannya Agni tinggal di Salemba?" tanyaku. Agni itu sepupuku.
"Danish.... Danish.... Agni mah anak Geologi. Teknik tuh kampusnya di Depok."
"Awas kamu Agni......!!!!" kataku geram.
"Ya udah, kita ke sana yuk cari bus ke terminal Pasar Minggu." lanjutnya.
"Lho, bukannya kita mau ke Depok?"
"Iya, kita naek bus turunnya di terminal Pasar Minggu, trus dari terminal Pasar Minggu kita ke Depok naek angkot." terang kakakku.
***
Sorenya, aku udah bergentayangan di jalan-jalan kota Depok bersama sepupuku Agni. Dia janji mengajakku jalan-jalan dan traktir makan sebagai balasan dia telah membohongiku.
"Agni, kamu pernah gak ketemu ama Bambang Pamungkas?" tanyaku sambil berjalan.
"Siapa??? Bambang Pamungkas??? Yang pemain bola itu yah?" jawab Agni sok mikir.
"Iyah, yang pemain PERSIJA itu loh. Masak pemain sinetron sih."
"Ho..... pernah... pernah sekali di mall."
"O ya!!!! Kok ga minta tanda tangannya sih? Kamu poto-potoin gak?" tanyaku.
"Iyah, gue pernah liat di mall. Eh, Bambang itu kapten timnas Indonesia khan???"
"Heh?? Kapten Indonesia sih Ponaryo Astaman, bukan Bambang Pamungkas."
"Oh iya..... gue ingat sekarang. Namanya Ponaryo Astaman. Gue denger orang bisik-bisik. Gue penasaran banget, yang mana seeh kapten Indonesia itu. Ternyata kapten tim kesebelasan. Gue kira juga kapten apaan...."
Gubrak!!!!!
***
"Apa Kak????!!!!" histerisku memecah heningnya siang bolong itu.
"Iya Nish, ternyata Kakak masih dibutuhkan di kampus sampe 2 minggu kedepan." terang Kak Femmy.
"Yah, padahal aku pengen banget kita tinggal di rumah kakak di Cilandak, " kataku sambil manyun. Gimana gak manyun kalo rencana besar yang tinggal selangkah lagi tercapai tiba-tiba berbelok arah jauh banget? Liburan ini aku udah pikirkan matang-matang sejak setahun yang lalu. Aku udah berusaha keras untuk mendapatkan nilai memuaskan di ujian akhir SMA agar mama dan papa mau ngizinin aku liburan ke Jakarta. Aku berencana akan jalan-jalan ke stadion dan mess PERSIJA Jakarta. Aku pengen banget nonton pertandingan PERSIJA langsung di stadion Lebak Bulus dan bertemu pemain favoritku, Bambang Pamungkas. Kalo mau nunggu sampe 2 minggu ke depan sampe kakakku udah selesai kerjaannya, aku keburu pulang. Tanggal 21 aku harus segera pulang ke Makassar ngurus ijazahku untuk masuk ke perguruan tinggi. Gimana nih???
***
Hari ini, tanggal 19 Juni 2008 adalah hari pembuktian jati diriku sebagai Jak Angel sejati. Hari ini juga aku putusin untuk berangkat sendirian ke Lebak Bulus. Sebenarnya aku pernah sekali nonton langsung pertandingan PERSIJA di stadion Andi Matalatta melawan PSM Makassar. Namun sayang, saat itu Bambang Pamungkas sedang cedera engkel. Jadi dia gak diikutkan ke Makassar. Hari itulah saat pertama dan terakhirku nonton pertandingan bola secara langsung. Sebab, sepulang dari stadion aku kecelakaan motor yang menyebabkan izin nonton di stadion langsung dicabut tanpa ada peninjauan ulang. Tekadku semakin bulat ketika mengetahui bahwa hari ini adalah jadwal PERSIJA menjamu tamunya dari Sumatra Selatan, Sriwijaya FC di Lebak Bulus. Disinilah ajang pembuktian kalau PERSIJA ingin merebut trofi Liga Super dari ranah Palembang. Dan kebetulannya lagi, aku juga ngefans ama kiper Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu. Ferry tuh cakep banget. He..he..he..
Yup, inilah aku, Danisha Putri Amelia siap menantang hujan dan badai. Kaos orange khas Jak Mania, celana jins, rambut dikuncir, dengan ransel yang berisi alat shalat miniku, dompet, camera digital plus baterai cadangannya, notes, pokoke all about signing session dah. Bismillah, aku berangkat. Ku kunci pintu rumah dan ku titipkan pada tetangga. Huah... puas juga bisa ngalahin rasa takut kita sendiri. Tapi, ke Lebak Bulus itu naek apaan yah? Oh ya, tanya aja ama abang-abang yang nongkrong di ujung lorong sana.
"Bang, kalo ke Lebak Bulus naek apaan yah Bang?" tanyaku sok akrab.
"Eelooowhh ma... mauughhh non... nonhnthoohn peerrrrsi...si...peersihgjaaa yee....." Bagus!!!! Ternyata aku nanya ke orang yang sangat tidak tepat. Abang itu tuna wicara. Di pinggir jalan, ada seorang cowok berseragam SMA yang nampaknya sedang menunggu angkot. Sepertinya dia orang yang tepat untuk bertanya.
"Ehm, permisi... Numpang nanya, kalo ke Lebak Bulus tuh naik mobil apaan yah?" tanyaku sambil tersenyum. Hmm, lumayan juga nih cowok, he..he..he..
"Oh, Kalo ke Lebak Bulus, dari sini naek angkot yang ke terminal Pasar Minggu aja. Nanti di terminal, naek angkot lagi ke Lebak Bulus. Tanya aja ke satpamnya, hati-hati yah, di terminal itu rawan loh Mbak,"
"Ah, jangan panggil mbak, saya baru aja lulus SMA kok. Panggil aja Danish," kataku kecentilan sambil mengulurkan tangan. "Oh ya, ada alternatif lain gak?"
"Hmm... ada. Naek bus Deborah aja, bus itu langsung menuju terminal Lebak Bulus. Lo tunggu aja disini. Apalagi ntar sore ada jadwal pertandingan PERSIJA."
"Oooo... gitu. Makasih yah. Eh, boleh gak minta nomer hapenya? Supaya kalo aku bingung, aku bisa kontak Abi aja," Kataku sambil menyerahkan hapeku agar dia menulis sendiri nomernya di hapeku.
"Boleh," balasnya sambil mengetikkan nomer hapenya. Tiba-tiba, seperti ada sesuatu dibelakangku. Aku segera berbalik dan ternyata tas ranselku telah disambar orang. Refleks, aku lari mengejar pencopet itu sambil teriak minta tolong. Aku sempat menarik lengan bajunya. Tapi sial, pencopet itu mendorongku hingga aku jatuh terseret di tengah jalan. Aku segera bangkit dan terus mengejarnya. Buset!!! Tu copet profesional banget, cepat banget larinya. Ada juga beberapa orang di jalan yang bantu mengejar. Huh, aku gak kuat lagi. Ku putuskan untuk berhenti mengejar copet itu. Tiba-tiba, orang-orang yang bantu mengejar copet itu balik lagi.
"Maaf ya dek, copet itu udah ilang," Orang-orang berkerumun mengelilingiku. Aku diantar ke kantor polisi setempat.
Aku meninggalkan kantor polisi tersebut dengan langkah gontai. Jam menunjukkan pukul 12.30 siang. Dalam beberapa jam lagi, stadion akan ditutup dan pertandingan segera dimulai. Ya Tuhan!!!! Hapeku masih sama Abi. Aku harus cari dia dimana? Ampun deh, ampun..... Tas ilang, hape ilang, uang??? Ku cari-cari uang di kantongku. Alhamdulillah, ada selembar uang sepuluh ribuan lecek tersimpan di kantong celanaku. Aku segera mencari wartel, aku harus melacak keberadaan hapeku. Ku coba menghubungi hapeku..... Yak, nyambung!!! Siapapun yang sedang memegang hapeku ini, semoga dia mau berbaik hati mengangkatnya. Heh... nada sambung langsung terputus gitu aja. Wah, panggilanku ada yang reject. Sekali lagi aku hubungi..... Yah.... udah gak aktif. Hapeku positif ilang deh.....
Dengan wajah lesu, aku menunggu bus Deborah seperti yang Abi katakan tadi.
***
Selamat datang di teminal Lebak Bulus.
Fiuh... Inilah dia, Lebak Bulus. Ketika baru aja turun dari bus, aku baru baru sadar kalo ternyata gak hanya aku Jak Mania di bus itu. Ada sekitar 11 orang lagi langsung menggabungkan diri dengan sekumpulan orang berkostum orange yang terkumpul di salah satu sudut terminal.
"Ayo, tunggu apa lagi???" Salah satu Jak Mania cewek yang se bus denganku. Aku nurut aja ketika diseret ke kumpulan lautan orange itu. Ya Tuhan, aku belum shalat!!!! Aku segera bergerak ke arah mushalla di sudut terminal itu untuk melaksanakan shalat Dzuhur.
"Hei, mau kemana?" tanya cewek tadi.
"Oh, mau shalat dulu,"
***
Selesai shalat, aku segera menuju kumpulan Jak Mania yang sepertinya akan segera berangkat itu. Ku lihat orang-orang itu udah ngantri untuk segera masuk ke..... truk!!!! Ya ampun!!!! Kok naek truk sih???? Total ada 3 truk yang siap membawa kami ke stadion.
"Hei, kok lama banget sih? Cepet keluarin kartu anggota lo, kita udah mau let's go nih." kata cewek itu lagi. Apa? Kartu anggota? Kartu anggota apaan?
Mampus!!! Aku gak punya kartu sama sekali. Nah, saat-saat menegangkan itupun tiba. Tinggal aku yang belum naik ke truk. Si pemeriksa kartu heran melihatku gak memegang kartu.
"Lupa," kataku pendek.
"Herman!!! Udahlah... kita hampir telat nih!!!" Kata supir truk gak sabaran.
"Ayo cepat naik!!!" kata om pemeriksa kartu itu sambil mendorongku agar segera naik ke truk. Subhanallah... Alhamdulillah... Gubrak!!!!
***
Ya Allah, mimpikah aku? Stadion Lebak Bulus kini nyata di hadapanku. Tapi uangku tinggal 6 ribu rupiah, cukup gak ya untuk beli tiket??? Kalo nggak, yah...... Horre!!!! Ternyata, ketika aku ikut dalam rombongan tadi, selain gratis angkutan, gratis pula masuknya. Saat menginjakkan kaki di gerbang stadion, rasanya.... tremor, takikardi, hipereksresi kelenjar keringat, hampir kolaps pula. Pokoknya bombastis banget dah.
Disinilah aku sekarang, duduk manis di tribun. Jarak antara lapangan dengan tribun penonton di stadion Lebak Bulus memang sangat dekat. Di stadion ini tidak ada lintasan lari seperti stadion-stadion lainnya. Karena kedekatan antara lapangan dengan tribun itulah yang membut atmosfer pertandingan lebih terasa. Detik-detik keluarnya para tim Macan Kemayoran dan Laskar Wong Kito tinggal menunggu detik.
***
Huah..... puas banget deh. Rasanya 2x45 menit nggak cukup. PERSIJA emang hebat, mereka berhasil memukul telak 2-0 Sriwijaya FC. Masing-masing gol diciptakan dari kaki brillian Aliyuddin dan..... sang kapten tim orange Bambang Pamungkas. Fantastis!!!!
Saatnya pulang ke Depok. Kami pulang mengunakan truk yang tadi. Ketika akan naik ke truk lagi, sekilas aku melihat sesosok yang sangat aku kenal. Berbadan tinggi, rambut cepak model mohawk, kaos orange, celana selutut, menggandeng 2 gadis kecil, dia.... dia....
Itu dia Bambang Pamungkas!!!! Oh My God... Gadis kecil yang ia gandeng pasti Jane Abel dan Syaura Abana, putri-putrinya. Ku urungkan niat untuk naik ke bus dan segera berlari menuju Bambang Pamungkas. Nggak peduli tatapan orang-orang yang penting.....
Braaakkkk!!!!!!!
"Aduh.... " sesuatu yang sangat besar telah menabrakku. Dan....... semua gelap.
***
Dinding putih, langit-langit putih, sprei putih, tirai kren lembut, poster Harry Potter dan tim PERSIJA, jam dinding Spongbob Squarepants, lemari penuh stiker pokemon, Oh My God... ini kamarku sendiri di Makassar. Astagfirullah.... ternyata aku telah bermimpi, mimpi yang jauuuuuuh.... banget.
Yah, ternyata itu semua hanya mimpi. Just my dream. BAMBANG PAMUNGKAS.... WHERE ARE YOU?????

Tidak ada komentar: